Berprestasi karena pengaruh orang yang kamu suka. Hal itu pasti pernah terjadi pada diri kamu secara kamu sadari atau tidak saat di sekolah atau di suatu komunitas atau organisasi. Kamu ingin terlihat lebih unggul dari dirinya atau ingin terlihat baik dimata orang yang kamu sukai. Sehingga otak kamu secara reflek akan bekerja keras, berfikir dan kamu akan berusaha semaksimal bagaimana kamu bisa melakukannya.
Coba ingat kamu pernah mempunyai pacar atau orang yang kamu suka di sekolahan? Jika kamu punya pasti kamu mempunyai pemikiran untuk terlihat baik dimatanya melalui program sekolah atau setidaknya kamu tidak ingin terlihat buruk dimata pacar atau orang yang kamu suka. Bandingkan prestasimu sebelum dan sesudah kamu mempunyai penyemangat dalam dunia kamu.
Saya pernah mengamati teman-teman saya waktu saya duduk di bangku SMA. Teman-teman saya yang mempunyai pacar satu sekolahan bahkan satu kelas, mereka saling bersaing dan saling support untuk jadi yang terbaik, hasilnya nilai mereka selalu kejar-kejaran dan meningkat lebih baik. Itu positifnya pacaran meskipun banyak mudaratnya, sesuatu itu ada positif ada negatifnya. Kita hanya harus bisa menyikapinya dengan bijaksana.
Bahkan tak hanya cerita dari teman-teman saya, saya pun mengalaminya. Terjadi saat saya memasuki Sekolah Menengah Atas. Saya dimasukan di sekolahan yang tak ada dalam daftar sekolahan yang saya inginkan. Bentuk marah saya adalah saya ingin tak berprestasi, sekolah antara niat dan tak niat. Tapi siapa sangka saya yang remaja menuju dewasa merasakan ketertarikan saya pada seorang laki-laki yang belum saya rasakan sebelumnya pun tak bisa dihindari.
Akhirnya saya mempunyai semangat berangkat sekolah maupun dalam belajar. Saya berfikir bagaimana cowok yang mustahil (cowo terkeren terkaya satu angkatan) itu bisa melihat saya. Saya bertekat untuk meningkatkan hasil belajarku dan berdoa, hasilnya luar biasa tak terduga. Saya bisa menguasai pelajaran yang kebanyakan orang itu mengatakan sulit tapi siapa sangka nilai tak pernah mengecewakan. Tak hanya dalam pelajaran bahkan saya ikut organisasi juga supaya bisa melihat dia lebih dari hari biasa, karena kita tak satu kelas. Meskipun beda kelompok organisasi, setidaknya dalam acara sekolah kita turut terjun bersama. Saya juga meningkatkan bidang olahraga, saya nekat untuk bisa basket dan ikut dalam perlombaan meskipun saya tergolong yang paling kecil, saya selalu ikut lomba basket di acara sekolahan agar dia bisa melihat kemampuan saya. Siapa sangka kita jadi akrab, meskipun dia punya pacar saya tak larut dalam kesedihan, karena saya lakukan semua itu bukan ingin jadi pacar dia tapi jadi sekedar teman yang bisa akrab sama dia itu sudah lebih dari cukup. Prestasiku tak surut hingga aku lulus SMA.
Hal yang berbeda yang saya alami menginjak saya kuliah. Saya yang tak mempunyai penyemangat dalam kampus, hasilnya nilai kuliah saya pasang surut. Karena saya hanya mengandalkan saya ingin lebih baik dari yang lain, atau lebih baik dari sebelumnya, saya hanya mampu mengungguli dalam bidang tertentu. Ya mungkin karena fikiran saya banyak yang harus diurus sebagai anak kos anak perantau, pikiran pecah belah. Tapi kini saya punya penyemangat lain yaitu idola saya yang berada di luar negeri, jadi saya berusaha untuk menguasai berbagai bahasa agar suatu saat nanti saya jika bertemu dengan mereka saya bisa menyapa mereka dengan bahasa yang mereka pahami.
Intinya tidak ada salahnya dapat motivasi karena seseorang, bisa dari pacar, suami, ayah ibu, anak masa depan dan lainnya selagi itu positif buat kedepannya tapi jangan lupa untuk tetap meminta pertolongan kepada Allah. Ya semua itu tergantung niat. Tapi dari semua itu Allah lah yang berkehendak, jika kita sudah berusaha jangan berhenti untuk bersyukur dan berdoa.
Semoga bermanfaat.😉
Belajar tidak berhenti disekolah ya.. tetap semangat dan jangan lupa BERDOA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar