Di era globalisasi saat ini mencari kerja itu
susah sekali. Keluhan demi keluhan di tuturkan oleh para pencari kerja. Padahal
pendidikan semakin maju bahkan bakat-bakat mereka sudah cukup. Tapi tetap saja
banyak yang menganggur. Dimana letak kesalahan, apakah kesalahan ini datang
dari pemerintah, dari penyelenggara penyedia kerja atau dari si pencari kerja
itu sendiri.
Beberapa keluhan yang di keluhakan para
pencari kerja adalah letak pada syarat kualifikasi calon calon karyawan. Contoh
kuliafikasi yang diinginkan dari perusahaan yang mencantumkan kualifikasi
seperti berikut :
1. Pria/wanita
2. Umur maksimal 25 tahun
3. Pendidikan min D3/S1 Semua jurusan
4. Berpengalaman min 3tahun dibidangnya.
Yang tidak memenuhi
persyaratan tidak kami proses.
Bagaimana pandangan mereka soal kualifikasi Pendidikan
D3/S1 tapi harus berpengalaman min 3 tahun dibisangnya. Hal tersebut membuat
orang menjadi bingung. Bagaimana dengan mereka yang baru lulus D3/S1 tapi belum
berpengalaman kerja dibidangnya. Atau sebalikanya yang sudah berpengalaman
kerja tapi pendidikan tidak mencapai D3/S1. Semua ini akan membuat orang-orang
yang mencari kerja tersebut berfikir berkali-kali bahkan ada yang megurungkan
niatnya.
Bahkan ada tambahan kualifikasi yang
menyinggung fisik seperti tinggi badan. Bisa diterima jika yang mencari
kualifikasi tinggi itu dibidang SPG, kasier, pelayan toko, model. Hal hal yang
mengenai menarik pelanggan itu wajar, yang tak wajar adalah yang dicari operasi
produksi atau kerja yang menurut nalar tak harus memerlukan fisik sebagai tolak
ukur, kini mulai menerapkan kualifikasi fisik, hal tersebut membuat
bertanya-tanya, kenapa harus berbelit-belit. Jika orang itu memenuhi
kualifikasi fisik tapi tak mampu bekerja, apakah itu membantu perusahaan?? Terus
bagaimana jika orang tersebut memang tidak memenuhi kualifikasi fisik tapi dia
mampu bekerja bahkan berpengalaman. Bukannya itu sangat disayangkan, bagaimana
nasib mereka yang mempunya kekurangan fisik tersebut? Apa itu adil? Apa itu
hanya permainan perusahaan yang mempersulit kualifikasi agak tak banyak yang berminat.
Sungguh itu akan membunuh kemampuan seseorang.
Lowongan kerja memang banyak tapi orang-orang
yang mencari kerja juga banyak, bahkan lebih banyak yang mencari kerja. Orang orang
yang masih membutuhkan perkerjaan pun semakin meningkat. Hal itu menjadikan
orang akan melakukan apapun untuk bisa bekerja. Masalah kesulitan kerja itu
dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang menjadikan semua ini sebagai bisnis mereka. Contoh
melalui jasa penyaluran yang menyalurkan calon karyawan. Penyaluran yang tidak
gratis harus membayar, bahkan tak sedikit yang ditawarkan bahkan bisa jutaan. Dengan
iming-iming bisa langsung kerja. Banyak orang yang tergiur tergiur karena bagi
mereka bisa kerja. Tapi tak sedikit dari oknum itu yang tak melakukan penipuan.
Banyak penipuan yang mengatas namakan perusahan untuk melakukan bisnis penipuan
kerja. Bayangkan saja jika orang-orang yang harusnya mencari kerja untuk
mendapatkan uang tapi harus mengeluarkan uang, bagaimana jika dari mereka tidak
mempunyai uang, mereka tidak bisa mendapatkan kerja? Bahkan banyak perusahaan
yang bekerjasama dengan oknum tersebut, jika melamar pekerjaan langsung tanpa oknum
itu tidak diterima kerja. Terus bagaimana nasib mereka yang mempunyai kempuan
tapi dimatikan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab?
TOLONG DIPERHATIKAN!! Jeritan kami sebagai
orang-orang yang mencari kerja. Sebagai perusahaan yang membuka lapangan kerja
lebih bijaksana, perhatian kyang membuka lapangan kerja lebih bijaksana,
perhatian kemampuan calon karyawan anda. Lebih baik jika tes kerja lapangan
apakah dia mampu bekerja atau tidak jangan pandang fisik jika memang pekerjaan
itu memerlukan kemampuan bukan fisik. Dan tolong penyedia lapangan kerja lebih
baik jika tidak bekerja sama dengan penyalur, anda akan lebih tahu seberapa
kemampuan kerja karyawan anda. Mau bekerja di persulit dan bebelit sekali. Kami
tahu jika tidak diadakan kualifikasi ketat akan mengakibatkan pembludakan para
pendaftar. Tapi setidaknya kualifikasi sesuai kebutuhan, kemampuan dan yang
adail bijaksana.
Semoga
pemerintah dan penyedia lapangan kerja bisa mengevaluasi dengan bijaksana dan
bisa membantu rang-orang yang bernasip seperti kasus ini. Terimakasih……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar